Kehilangan orang tua pasti terasa menyesakkan, dan menulis puisi kehilangan orang tua bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi rasa sesak itu. Lewat puisi pun kamu bisa mengungkapkan rasa rindumu kepada orang tua yang telah tiada. Tak ada yang lebih baik untuk mengungkapkan perasaan selain lewat puisi.
Joko Pinurbo mulai menulis puisi pada usia 20-an walaupun ia telah membaca puisi-puisi Indonesia sejak remaja. Dalam menulis puisi, ia kerap mencampur antara realitas dengan impian, hikmat dengan unsur-unsur komik, si angkuh dan si pejalan kaki, yang semua itu dapat ditemukan dalam satu baris dan diucapkan dalam satu hembusan napas.
10. "Aku akan dengan sukarela mengorbankan hidupku untuk bisa melihatmu sekali lagi. Aku rindu melihat wajah cantikmu, Ibu". 11. "Ayah ibu, kepergianmu membuat diriku mengerti bahwa rindu yang paling menyakitkan ialah kepada orang yang telah tiada". Baca Juga: 121 Kata-kata Senja Singkat, Langsung Jadi Anak Senja Aesthetic
Sedangkan maksud dari rintik rindu adalah rindu yang sedikit tapi terus mengalir seperti halnya hujan yang turun. 2. Majas personifikasi. Majas ini merupakan majas di dalam puisi yang sering menggambarkan sebuah benda tak bernyawa yang seolah-olah mempunyai sifat seperti mahluk hidup.
Amanat yang terkandun dalam puisi “Surat Kepada Bunda” antara lain : 1. Hendaknya kita mengatakan segala-sesuatu dengan sejujur-jujurnya kepada Ibu sebagai orang tua kita. Seperti pada bait : Mama yang tercinta. Akhirnya kutemukan juga jodohku. Seseorang yang bagai kau.
Burhanuddin Soebely |. Cipta Puisi. Burhanuddin Soebely dilahirkan di Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, 2 Januari 1957. Bekerja di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten HSS. Menulis di berbagai media. Bukunya yang telah terbit Cerita Rakyat Kalimantan Selatan 2 (bersama Djarani EM dan Iwan Yusie, 1997
.
puisi rindu nenek yang telah tiada